4 Era Evolusi Konsep Pemasaran

 Sebelum menjelaskan tentang evolusi konsep pemasaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu konsep pemasaran.

Konsep pemasaran adalah strategi yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, meningkatkan penjualan, memaksimalkan keuntungan, dan mengalahkan persaingan. 

Perkembangan evolusi konsep pemasaran didorong oleh 2 dua faktor utama yaitu teknologi pemasaran dan kebutuhan pelangganggan.

Berdasarkan era atau fase evolusi konsep pemasaran terbagi menjadi 4 empat era/fase yaitu era produksi, era penjualan, era pemasaran dan era relasi pelanggan.


Evolusi Konsep Pemasaran pada Era Produksi

Henry Ford : "Jika Anda memiliki hal yang benar-benar bagus, itu akan mengiklankan dirinya sendiri."

Kutipan diatas merupakan pendekatan terbaik tentang era produksi. Pada era produksi merupakan fase pertama dimana perusahaan melakukan priduksi secara besar-besaran (massal) tanpa perlu mengiklankan atau mempromosikan produk. Teori konsep kerjanya yaitu "bahwa pelanggan hanya perlu diberi tahu tentang barang apa yang tersedia bagi mereka". 

Konsep pemasaran pada era ini memiliki ciri berupa 1) Produksi secara massal atau besar-besaran dan dilakukan seefisien mungkin, 2) Perusahaan tidak melakukan promosi atau iklan tetapi para dealer/diatributor yang melakukan promosi.

Contoh dari konsep produksi yaitu pada merek ford. Faktanya, pembuat mobil itu begitu fokus pada produksi sehingga iklan nasional berhenti sama sekali selama periode permintaan tinggi. Meskipun dealer individu terus memasang iklan lokal yang menampilkan sumber daya merek nominal yang dipasok oleh perusahaan, Ford berhenti beriklan antara tahun 1917 dan 1923.


Evolusi Konsep Pemasaran pada Era Penjualan

Setelah era produksi dilanjutkan oleh era penjualan. Era ini terjadi setelah muncul berbagai pesaing yang memproduksi barang atau jasa yang sama. Oleh karena itu sebuah perusahaan mulai melakukan persaingan dengan mengembangkan promosi dan iklan. Hal ini menghasilkan dua inovasi inti pemasaran modern: pentingnya identitas merek dan penekanan pada orientasi penjualan.

Ciri dari konsep pemasaran pada era penjual yaitu 1) Semakin jarangnya barang atau jasa yang bebas persaingan, 2) Perusahaan mulai aktif melakukan promosi, dan 3) Perusahaan mulai membangun kekuatan merek dagang.

Contoh dari era ini yaitu Pada 1920-an, Coke menyadari sesuatu: Perusahaan tidak menjual soda sebanyak itu di musim dingin . Pendekatan berorientasi produksi seperti Henry Ford akan menyebabkan penurunan iklan selama bulan-bulan dingin sekaligus mengurangi pembotolan.

Sebaliknya, Coca-Cola berfokus untuk mendorong penjualan dengan menempelkan merek mereka ke Sinterklas. Agar berhasil, pemasar harus memperkuat citra Sinterklas yang akan menarik konsumen. Pada tahun 1931, mereka menemukan apa yang mereka cari dalam ilustrasi Haddon Sundblom. Hingga tahun 1964, Sundblom akan terus memproduksi gambar dengan gaya Santa ikonik yang masih kita kenal dan cintai sampai sekarang.


Evolusi Konsep Pemasaran pada Era Pemasaran

Era pemasaran merupakan era peralihan dan perubahan dari pemasaran tradisional yang berfokus pada sekadar menyampaikan produk kepada pelanggan dan meyakinkan mereka untuk membeli menjadi pemasaran modern yang lebih ke arah memahami kebutuhan, kekhawatiran, dan keinginan konsumen. 

Konsep pemasaran pada era ini menganut Adaptasi cerdas berfokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan. Perusahaan tidak lagi memproduksi produk yang diinginkan perusahaan/produsen tetapi produk apa yang diinginkan konsumen. Ciri era pemasaran yaitu 1) Perusahaan mulai meneliti dan mengamati kebutuhan konsumen, 2) Produk didasarkan pada apa yang diinginkan konsumen, 3) Pemasaran difokuskan pada konsumen bukan produsen.

 

Evolusi Konsep Pemasaran era Relasi Pelanggan

Konsep pemasaran pada era relasi merupakan perkembangan yang didasarkan pada kekuatan merek pada era penjualan dan pemenuhan kebutuhan konsumen pada era pemasaran. Pendekatan yang digunakan pada era relasi pelanggan yaitu dengan mengutamakan hubungan yang difokuskan untuk mendorong retensi dan loyalitas pelanggan serta interaksi berkelanjutan dengan merek. 

Saluran pemasaran digital memudahkan untuk memberikan insentif keterlibatan kembali kepada konsumen, dan kampanye media sosial membuat merek sangat mudah diakses. Tanggung jawab sosial juga dapat menjadi landasan orientasi ini, karena merek berusaha untuk dianggap sebagai mitra dalam upaya pelanggan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil.


0 komentar:

Post a Comment